Kesalahan Pemula Lacrosse yang Sering Tidak Disadari. Lacrosse memang terlihat keren di video, tapi begitu pemula turun lapangan, sering kali langsung kena “reality check”. Bukan karena kurang semangat, tapi karena ada beberapa kesalahan klasik yang hampir semua orang baru lakukan tanpa sadar. Kesalahan-kesalahan ini biasanya tak terlihat di latihan, tapi langsung bikin tim kalah atau malah bikin kamu cedera. Berikut 7 dosa besar pemula lacrosse yang paling sering terlewat—dan cara memperbaikinya cepat. INFO CASINO
1. Cradling Salah = Bola Jatuh Terus: Kesalahan Pemula Lacrosse yang Sering Tidak Disadari
Kebanyakan pemula pegang stik terlalu kaku atau terlalu lemas. Akibatnya, saat lari atau dikontak, bola langsung terlempar keluar. Benar: Putar pergelangan tangan atas-bawah seperti memutar setir motor, jaga stik hampir vertikal di depan helm. Latihan 5 menit sehari pakai satu tangan sudah cukup bikin bola “nempel” seharian.
2. Lari Sambil Lihat Bola di Jaring: Kesalahan Pemula Lacrosse yang Sering Tidak Disadari
Ini kesalahan nomor satu yang bikin turnover. Pemula sering takut bola jatuh, jadi mata terus ke bawah. Hasilnya: tabrak teman sendiri, kehilangan visi lapangan, dan gampang dicuri lawan. Solusi: Percaya cradling kamu, angkat dagu, lihat ke depan. Bola jatuh? Ambil lagi. Lebih baik sekali jatuh daripada tak pernah lihat passing lane.
3. Checking Terlalu Keras atau Terlalu Pelan: Kesalahan Pemula Lacrosse yang Sering Tidak Disadari
Pemula biasanya dua ekstrem: pukul stik lawan sekuat tenaga (langsung kartu) atau cuma colek-colek tak berani (bola tak lepas). Aturan emas: Check hanya ke stik dan glove lawan, dari bawah ke atas atau samping, pakai kekuatan cukup untuk lepas bola—bukan untuk patahkan tangan. Latihan mirror drill: lawan pegang bola diam, kamu check pelan sampai bola jatuh, ulang 50 kali.
4. Lupa Aturan Offside
Banyak tim pemula kalah karena technical foul offside terus-terusan. Ingat: selalu minimal 4 pemain di sisi bertahan dan 3 di sisi menyerang setiap saat. Tips: Midfielder yang paling sering lupa. Buat kode suara atau isyarat tangan dengan kiper setiap kali mau naik/turun.
5. Takut Kontak Fisik
Lacrosse adalah olahraga kontak. Pemula sering menghindar saat ada body check legal, akhirnya kehilangan bola atau posisi. Cara cepat: Latih “box out” seperti basket—punggung ke lawan, buka badan, terima check dengan bahu. Sakit 2-3 kali pertama, tapi setelah itu jadi biasa.
6. Menggiring Bola Terlalu Lama
Pemula sering “jalan-jalan” bawa bola sambil cari passing, padahal aturan stall count (20 detik di area serang) langsung berlaku. Solusi: Hitung dalam hati “satu-Mississippi, dua-Mississippi…” sampai 15, lalu wajib lepas bola—passing atau tembak. Latihan ini bikin insting cepat naik drastis.
7. Tak Pakai Mouthguard & Pelindung yang Benar
Banyak pemula anggap mouthguard cuma aksesoris. Faktanya, 80% cedera wajah di lacrosse karena lupa atau pakai yang longgar. Pastikan mouthguard molded dan selalu dipakai—gigi jauh lebih mahal daripada malu.
Kesimpulan
Kesalahan-kesalahan ini normal dialami semua pemula lacrosse, tapi yang membedakan pemain cepat berkembang adalah seberapa cepat ia sadar dan perbaiki. Mulai dari cradling yang benar sampai berani terima check, semua bisa dilatih dalam dua minggu intensif. Ingat: lacrosse bukan olahraga “cantik” seperti futsal—ia keras, cepat, dan penuh kontak. Tapi justru di situlah serunya. Jadi, terima pukulan, perbaiki teknik, dan nikmati prosesnya. Dua bulan lagi kamu sudah bisa pamer skill tanpa malu lagi. Selamat bertarung di lapangan!
